A. SUNAN RUMENGGONG
Berdasarkan Sejarah Limbangan, bahwa Sejarah Keluarga Besar Limbangan (
Garut ) dimulai sejak keberadaan Kerajaan Rumenggong atau Keprabuan
Kerta Rahayu, yang rajanya bernama Prabu Rakean Layaran Wangi atau
Prabu Jayakusumah.
Bila
dikaitkan dengan nama Limbangan, Sejarah Keluarga Besar Limbangan (
Garut ) dimulai sejak Keprabuan Galeuh Pakuan ( pecahan dari Kerajaan/
Keprabuan Rumenggong ) yang dirubah namanya, menjadi Kabupaten
Limbangan oleh Adipati Limansenjaya atau Prabu Wjayakusumah atas
perintah Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati di Cirebon pada
tahun 1525 M.
Menurut
Sajarah Silsilah Asal Usul Limbangan, bahwa Sunan Rumenggong adalah
masih keturunan Prabu Jaya Dewata ( Prabu Siliwangi ) dari Nyi Putri
Inten Dewata ( putra Dalem Pasehan Timbanganten ) dan masih saudara
dari Sunan Ranggalawe ( Ratu Timbanganten ).
Sunan Rumenggong mempunyai 3 putra, yaitu :
1. Prabu Mundingwangi atau Sunan Cisorok
2. Nyi Putri Buniwangi/ Nyi Rambut Kasih Lh. + 1470
3. Dalem emas ( dari isteri keduanya ).
Nyi
Putri Buniwangi atau Nyi Putri Rambut Kasih menikah dengan Prabu
Layakusumah putra Sri Baduga Maharaja dari Ratu Anten. Prabu Layakusumah
adalah raja di Keprabuan Pakuan Raharja ( Cicurug Sukabumi ) sebagai
vazal Kerajaan Pakuan Pajajaran ( Bogor ).
Pada sebagian rundayan silsilah Limbangan, Nyi Rambut Kasih sering
dirancukan dengan Nyi Ambet Kasih putra Ki Gedeng Sindangkasih (
Cirebon ). Nyi Ambet Kasih adalah isteri dan saudara sepupu dari Prabu
Jaya Dewata, yang saat itu masih bernama Raden Pamanahrasa putra Prabu
Dewa Niskala. Prabu Dewa Niskala saat itu masih sebagai putra mahkota
Kerajaan Sunda Galuh, yang rajanya adalah Maharaja Linggawastu Kancana (
1371 – 1475 M ) yang berkedudukan di Kawali ( Ciamis ).
Di
daerah Sindangkasih Majalengka, adapula seorang putri yang menjadi Ratu
Sindangkasih benama Nyi Putri Rambut Kasih ( petilasannya “Pasir
Lenggik “di daerah Sindangkasih Majalengka ). Menurut sesepuh di daerah
Sindangkasih ( Majalengka ), dia itu adalah putra Prabu Jaya Dewata,
yang ketika agama Islam mulai memasuki daerah Majalengka , dia menolak
untuk menganut agama Islam. Ratu Sindangkasih bagi masyarakat di
Majalengka, terkenal dalam cerita legenda “ Majalengka “.
Menurut
riwayat lain, disebutkan bahwa bahwa Sunan Rumenggong dari isteri
pertama tidak mempunyai putra, tetapi memelihara Putri Ambetkasih/Nyi
Putri Buniwangi putra Sunan Patinggi Buniwangi.
Dari isteri keduanya Sunan Rumenggong dikaruniai 6 orang putra,yaitu
1. Dalem Mangunharja ( Sunan Galunggung )
1.1.Dalem Singaharja
1.1.1. Nagaparana
2. Dalem Manggunrembung/Prabu Mundingwangi ( Sunan Cisorok )
3. Dalem Mangunreksa ( Sunan Manglayang )
4. Dalem Manguntaruna ( Purbalingga Jawa Tengah )
5. Dalem Emas ( Sunan Bunikasih )
6. Dalem Mangunkusumah ( Lemah putih Depok )
Menurut
riwayat, bahwa pada + tahun 1600 M Nagaparana pernah mengadakan
pemberontakan, yang menyebabkan tewasnya Tumenggung Wangsanagara (Sunan
Kareseda ) putra Prabu Wijayakusumah ( Sunan Cipancar ) di suatu tempat
yang sekarang disebut Ragahiyang di Gunung Sadakeling. Pemberontakan
ini dapat dipadamkan oleh Dalem Santowaan cucu Prabu Mundingwangi (
Dalem Cibolerang Wanaraja ).
Setelah
wafat Sunan Rumenggong dimakamkan di Kampung Poronggol ( sekarang
termasuk Desa Ciwangi Kecamatan Limbangan ). Sedangkan saudaranya, Sunan
Patinggi makamnya ada di Kampung Nangkujajar Limbangan.
B. PRABU MUNDINGWANGI
Nama beliau pun sering dirancukan dengan Prabu Mundingwangi atau Prabu
Munding Surya Ageung ( Raja Maja ) putra Prabu Jaya Dewata, saudaranya
Ratu Sindangkasih, sebagaimana telah disebutkan di atas.
Kembali kepada Prabu Mundingwangi putra Sunan Rumenggong, bahwa beliau
menggantikan ayahnya menjadi Prabu di Keprabuan Rumenggong atau Kerta
Rahayu. Menurut Rd. Soemarna, ada kemungkinan beliau memindahkan
pusat pemerintahannya dari Kertarahayu ke Dayeuhmanggung (Desa Selaawi )
dan menikahi putri Sunan Dayeuhmanggung saudaranya Sunan Gordah dan
mempunyai putra :
· Prabu Salalangu Layakusumah
Setelah
wafat Prabu Mundingwangi dimakamkan di daerah Cisorok – Selaawi dan
terkenal dengan sebutan Sunan Cisorok. Kerajaan Rumenggong dilanjutkan
oleh Prabu Salalangu Layakusumah.
C. PRABU SALALANGU LAYAKUSUMAH Lh. + 1485 M
Sepeninggal Prabu Mundingwangi ( Sunan Cisorok ), Keprabuan Kerta
Rahayu dilanjutkan oleh putranya , yaitu Prabu Salalangu Layakusumah.
Menurut Silsilah menak-menak Limbangan, beliau adalah kakek dari garis ibu Prabu Wijayakusumah atau Sunan Cipancar.
Setelah Prabu Salalangu Layakusumah wafat diganti oleh putranya Dalem
Santowaan atau disebut juga Santowaan Nusakerta.
D. DALEM SANTOWAAN Lh. + 1505 M
Dalem Santowaan menggantikan Prabu Salalangu Layakusumah, tetapi
tidak di Keprabuan Kerta Rahayu, karena wilayah Keprabuan Kerta Rahayu
telah dibagi tiga wilayah, yaitu Kaprabuan Galeuh Pakuan, Kaprabuan
Sudalarang dan Kadaleman Cibolerang Wanaraja.
Kaprabuan
Galeuh Pakuan, dipimpin oleh Dalem Adipati Limansenjaya atau Prabu
Wijayakusumah ( Sunan Cipancar ), yang menggantikan ayahnya Prabu Hande
Limansenjaya. Wilayahnya meliputi yang sekarang termasuk Kecamatan
Limbangan, Cibiuk, Leuwigoong, Selaawi, Malangbong, Karangtengah, Cibatu
, Wanaraja dan Karangpawitan.
Kaprabuan
Sudalarang, dipimpin oleh Dalem Singadipati I, yang menggantikan
ayahnya Prabu Wastu Dewa. Wilayahnya meliputi yang sekarang termasuk
Kecamatan Sukawening dan Karangtengah Kab. Garut.
Dan
Dalem Santowaan memimpin Kadaleman Cibolerang Wanaraja. Pusat
Kadalemannya, adalah di suatu tempat antara Cibolerang dan Bojongsari (
arah sebelah Barat Daya Kp.Cinunuk Hilir Wanaraja ). Wilayah Kadaleman
Cibolerang meliputi yang sekarang termasuk wilayah Cipicung
(Banyuresmi), Cinunuk ( Wanaraja ), Cimurah, Calingcing dan Suci
Karangpawitan.
Ada
kemungkinan makam yang berada disana, adalah makam Dalem Santowaan dan
isterinya. Makam tersebut sampai sekarang tidak ada yang memelihara
atau mengurusnya.
Menurut Sajarah Limbangan, Dalem Santowaan mempunyai 5 orang putra, yaitu :
1 ). Dalem Nayawangsa
2 ). Dalem Wangsareja
3 ). Kyai Gede Papandak ( Distrik Wanaraja )
4 ). Kyai Gede Dadap Cangkring ( Distrik Wanaraja )
5 ). Kyai Nawu
D.1. DALEM NAYAWANGSA
Dalem Nayawangsa adalah Dalem di daerah Cipacing Wanakerta, yang sekarang termasuk wilayah Kec. Cibatu Kab. Garut.
Dalem Nayawangsa diangkat sebagai Bupati Limbangan yang pertama (
1660 – 1678 M ) oleh Pangeran Rangga Gempol III Bupati Sumedang ( 1656 –
1705 ). Setelah wafat pada pada tahun 1678 M, beliau digantikan oleh
Dalem Mertasinga (1678 – 1726 ) putra Dalem Adipati Rangga Megatsari.
Kabupaten Limbangan, oleh karena saat itu penduduknya hanya 200
keluarga, maka berdasarkan Keputusan VOC tanggal 15 Nopember 1684
statusnya menjadi Distrik ( Kawadanaan ) Kabupaten Sumedang. Pada tahun
1705 statusnya dikembalikan menjadi Kabupaten di bawah Kesultanan
Cirebon.
Dalem
Nayawangsa menikah dengan Ny Rd. Ayu Kuningan putra Dalem
Sanggadipati II ( Ragadiyem ) cucu Prabu Wastu Dewa ( Keprabuan
Sudalarang ).
Dalem Nayawangsa mempunyai dua orang putra, yaitu ;
1. Dalem Kudawarsa
Dalem Kudawarsa menikah dengan saudara sepupunya Nyi Tanurang Manik menurunkan 2 orang putra, yaitu :
1 ). Dalem Wangsadita I ( Rangga Limbangan )
Dalem Wangsadita I menggantikan Dalem Mertasinga, sebagai Bupati
Limbangan 3 (1726 -1740 M ). Beliaulah yang menurunkan para Bupati
Limbangan, Sumedang dan seuweu siwinya. Seuweu siwinya akan
dijelaskan di belakang.
2 ). Rd. Candrakusumah.
Rd. Candrakusumah riwayatnya belum dketemukan, tetapi dalam Sajarah
Menak - menak Limbangan, beliau menurunkan putra, cucu dan seterusnya
sampai Rd.Padmareja ( Camat Leuwidadap Kab. Bandung ). Seuweu siwi
Rd.Padmareja tidak diketahui.
2. Dalem Wangsadireja.
Dari cucunya Rd. Abubakar putra Rd.Muh.Rajak, menurunkan cicit/buyut, yaitu :
1 ). Kyai Rd. Ali Mujaham
2 ). Kyai Rd.Ali Mujahim
3 ). Kyai Rd. Muh. Arif
4 ). Kyai Rd.Arsi
Tidak ada data riwayat dan rundayan seuweu swinya.
D.2. DALEM WANGSARAJA Lh. + 1525 M
Dalem Wangsaraja adalah putra Dalem Santowaan, yang menurut Sajarah
Limbangan menjadi Dalem Banjaran ( Wanaraja ). Beliau adalah menantu
dari Adipati Suriakusumah Rangga Megatsari ( cicit dari Sunan Cipancar
), karena menikah dengan putranya yang bernama Nyi Rd. Tanurang
Rucitawangi.
Ketika Rangga Megatsari wafat ( 1650 M ), yang menggantikannya sebagai
Bupati Limbangan adalah putranya Dalem Wangsakusumah I. Karena putra
Dalem Wangsakusumah, yaitu Rd. Bedangga Kusumah masih kecil,maka atas
perintah Sultan Mataram Dalem Wangsareja menggantikannya sebagai
Bupati Limbangan.
Dari perkawinannya dengan Nyi Rd. Tanurang Rucitawangi, Dalem Wangsaraja dikaruniai dua orang putra, yaitu :
1. Nyi Rd. Tanurang Manik
Nyi Tanurangmanik menjadi isteri dari Dalem Kudawarsa putra Dalem
Nayawangsa, yang selanjutnya melahirkan 2 orang putra sebagaimana tela
disebutkan di atas.
2. Rd. Rajasuta.
Rd. Rajasuta menjadi menantu Sunan Tangkil yang menjadi Demang Timbanganten.
Dari Nyi Rd. Ajeng Karaton putra Sunan Tangkil, Rd. Rajasuta mempunyai 2 orang putra, yaitu :
1. Dalem Rajadiwangsa.
2. Rd. Taruna ( Cikukuk ).
Putra Dalem Rajadiwangsa, yaitu Rd. Arsadinata I ( Patih Limbangan)
menikah dengan Nyi Rd. Purba Sepuh ( Leuwibolang ) putra Dalem
Wangsadita I ( Bupati Limbangan 3, 1726 - 1740 M ), menurunkan 4 orang
putra, yaitu :
1 ) . Rd. Rajadinata I ( Wedana Cileuleuy )
2 ). Rd. Natadireja
3 ). Rd. Arsadinata II
4 ). Nyi Rd. Natijah
1. Rd. Rajadinata I ( Wedana Cileuleuy )
Salah seorang putra Rd. Rajadinata I, yatu :
· Nyi Rd. Umu Kulsum
Belau
adalah istri dari Kyai Rd. Moh. Soleh ( Penghulu Malangbong ) putra
Rd.Mas Nur Hasan, cucu Rd. Surayuda ( Wedana Malangbong ). Rundayannya
akan dijelaskan pada Bagian 4.
2. Rd.Natadireja.
Rd. Natadireja menikah dengan Ny Rd. Natamantri putra Nyi Rd Kambang cucu Dalem Wangsadita II ( Bupati Limbangan 4).
Putra Rd. Natadreja, diantaranya yaitu :
1). Nyi Rd. Siti Maliki
Beliau adalah menantu Rd. Sutabangsa yang nantinya menurunkan tokoh-tokoh terkenal Cibiuk dan Limbangan :
( 1 ). Kyai Rd. Jafar Sidik
( 2 ). Kyai Rd.Fakih Ibrahim
Riwayat dan rundayannya akan dijelaskan pada Bagian 6.
2). Rd. Arsadireja
Rd. Arsadireja menikah dengan putra Rd. Wangsayuda
( cicit Dalem Jiwanagara I ( Cinunuk Wanaraja ) putra Tg.
Wijayakusumah ( Dalem Sukadanuh ) dan dikarunia seorang putra, yaitu :
· Nyi Rd. Mariyah
Nyi Rd. Mariyah selanjutnya menikah dengan Patih Limbangan yang bernama
Rd. Rangga Suriadikusumah putra Rd. Suriadiningrat ( keturunan Dalem
Cikundul Cianjur dan Panjalu ). Menurut silsilah, Rd. Rangga
Suriadikusumah putra Rd. Suriadiningrat adalah saudara sepupu Dalem
Adiwijaya I ( Bupati Limbangan Garut 1813 – 1833 M ) putra Pangeran
Kornel (Bupati Sumedang. 1791 – 1828 M ).
Ny. Rd. St. Mariyah putra Rd. Arsadireja dari Rd. Rg. Suriadikusumah dikarunia seorang putra, yaitu : Rd. H. Muhammad Musa .
Rd. H.
Muhammad Musa adalah Penghulu Limbangan atau terkenal dengan sebutan
Penghulu Bintang Garut. Riwayat dan rundayannya akan dijelaskan di
belakang.
3. Rd. Arsadinata.
Rd.
Arsadinata II menurunkan putra Rd. Sutamanggala ( Penghulu Malangbong
). Ny. Rd. Komala putra Rd. Sutamanggala adalah isteri Rd. Surayuda (
Wedana Malangbong 1809 M ) dan mempunyai 2 orang putra, yaitu :
1 ). Rd.Wirayuda
2 ). Ny.Rd.Nata Karaton
Dari suaminya ( ? ) beliau melahirkan putra :
· KH Rd. Abdul Kohar
Sesepuh PP Cipining Cibunar Malangbong.
Riwayat dan rundayan Rd. Surayuda akan dijelaskan di belakang.
4. Ny.Rd.Natijah
Adapun
Nyi Rd.Natijah menjadi isteri Kyai Rd. Jaiyyah, cucunya Rd.Jafar Sidik
dari putranya Nyi Rd. Ayu Fatimah. Menurut riwayat dari sesepuh di
Malangbong dan Limbangan, bahwa salah seorang putra Kyai Rd. Jaiyyah
adalah :
· Embah Kair
Atas
ijin dari ayahnya, beliau pergi mengembara ke daerah Cimande Bogor dan
pernah mengabdikan diri kepada Dalem Wiratanudatar VI ( Bupati Cianjur
). Diriwayatkan bahwa beliau dan istrinya adalah pencipta “ jurus
Cimande “, yang terkenal di dunia persilatan tatar Sunda.
D.3. KYAI PANDE GEDE PAPANDAK
Daerah Papandak letaknya di sebelah Timur Laut dari kota Kecamatan
Wanaraja sekarang ( lebih kurang 4 km ). Sekarang termasuk wilayah Desa
Sukamenak Kec. Wanaraja Kab. Garut.
Menurut Sajarah Silsilah Asal Usul Limbangan, Kyai Pande Gede Papandak mempunyai seorang putra yang bernama :
· Dalem Wangsayuda
Dalem Wangsayuda adalah Sekretaris Keraton Mataram ( asal Cilegong Papandak ).
Dalem Wangsayuda dikaruniai 5 orang putra, yaitu :
1. Rd. Patrawangsa
2. Rd. Partadiriya
3. Rd. Paranajibja al Ilyas
4. Rd.Natawiria
5. Rd. Wra Sasatero
Seuweu siwinya dapat dilihat pada Buku Silsilah Rundayan Sunan Rumenggong dan Sunan Cipancar Bagian 2.
D.4. KYAI PANDE GEDE DADAP CANGKRING.
Mengenai riwayat dan data Silsilah Rundayannya tidak diketahui.
D.5. KYAI NAWU
Adapun
putra bungsu Dalem Santowaan, yaitu Kyai Rd. Nawawi. Menurut riwayat,
karena beliau ahli dalam bidang llmu Nahwu ( cabang ilmu tata bahasa
Arab ), maka beliau terkenal dengan sebutan Kyai Rd.Nawu.
Kyai Rd. Nawu tinggal dan menetap di daerah Cibeureum Wanaraja, yang sekarang termasuk wilayah Kec. Pangatikan Kab. Garut.
Kyai Rd.Nawawi ( Kyai Rd.Nawu ) mempunyai putra yang bernama :
· Kyai Lembang ( Syekh Abdul Jabar )
Beliau adalah Kyai di daerah Cikukuk Leles ( sekarang termasuk wilayah Kec. Leuwigoong ).
Makam
Kyai Lembang ( Syekh Abdul Jabar ) satu kompleks dengan makam
cucunya, yaitu Kyai Rd. Jafar Sidik, berada di sebuah bukit Gunung
Haruman di Desa Cipareuan Kec. Cibiuk Kab. Garut.
Kyai Lembang atau Syekh Abdul Jabar mempunyai beberapa orang putra, diantaranya :
I. Kyai Rd. Ketib
Beliau adalah seorang Kyai di daerah Ciceuri ( sekarang temasuk Kec. Kersamanah Kab. Garut ).
Makam
Kyai Rd. Ketib putra Kyai Lembang berada di sebelah Selatan pemakaman
Astana Gede di Kampung Pasir Astana Desa Pasirwaru Kec. Limbangan.
Karena
Kyai Rd. Ketib memegang jabatan Khotib pertama di Limbangan, maka
selanjutnya beliau pindah dari daerah Ciceuri Malangbong (sekarang
termasuk wilayah Kec.Kersamanah Kab. Garut ) ke Limbangan dan seterusnya
tinggal dan menetap di Limbangan.
Kyai Rd.Ketib dkaruniai 7 orang putra,diantaranya :
1. Nyimas Ayu Subah
Nyimas Ayu Syu’bah menikah dengan Kyai Rd.Mas’ud putra Rd. Arsawiguna (
Patih Limbangan ) dan melahirkan 5 orang putra, diantaranya yaitu :
1 ). Kyai Rd. Jafar Sidik
2 ).Kyai Rd. Fakih Ibrahim.
Kedua putra Kyai Rd. Mas’ud dengan Nyimas Ayu Syu’bah ini akan djelaskan pada Bagian 4.
2. Kyai Musta’mil
Berputra satu, yaitu :
· Nyi Rd. Ajeng Kawibun
Menikah dengan saudara sepupunya, yaitu Kyai Rd. Jafar Shidik putra Kyai Rd.Mas’ud.
3. Kyai Mas Panengah
Berputra beberapa orang,diantaranya :
· Ny. Rd.Pangulu Cicadas
Menikah dengan saudara sepupunya, yaitu Kyai Rd.Fakih Ibrahim putra Kyai Rd.Mas’ud.
II. Kyai Rd. Sulaeman ( Banyumas )
Dua diantara beberapa putranya, yaitu :
- Kyai Mas Winata
- Kya Abdullah
F. PRABU WASTU DEWA
Prabu
Layakusumah dari perkawinannya dengan Nyi Putri Buniwangi mempunyai
putra kembar, yang sulung namanya Prabu Wastu Dewa ( sebagai Prabu di
Keprabuan Dayeuh Luhur wilayah Cibiuk sekarang ) dan Prabu Hande
Limansenjaya Kusumah ( sebagai Prabu di Keprabuan Galeuh Pakuan wilayah
Limbangan Sekarang ). Selanjutnya Prabu Wastu Dewa menjadi Prabu di
Keprabuan Sudalarang ( daerahnya meliputi yang sekarang termasuk
Kecamatan Sukawening dan Karangtengah ).
Prabu Wastu Dewa mempunyai putra Rd. Singadipati I di Cinta, dan mempunyai 6 orang putra, yaitu :
1 ). Dalem Mangkubumi ( Wanakerta)
2 ). Dalem Wangsapati (Cinta )
3 ). Dalem Kertawangsa
4 ). Dalem Jaksa ( Ragadiyem )
Cucunya adalah Ny. Rd.Minur yang menikah dengan Dalem Mertasinga putra
Adipati Ranggamegatsari ( Bupati Limbangan 2 1678 – 1726 M ).
5 ). Dalem Lurah ( Ragadiyem )
6 ). Dalem Singadipati II ( Cinta )
Sepeninggal ayahnya, Keprabuan Sudalarang dilanjutkan oleh Dalem
Singadipati II ( masuk Islam tahun 1525 M ). Putranya adalah Ny.Rd.Ayu
Kuningan yang menikah dengan Dalem Nayawangsa putra Dalem Santowaan (
Bupati Limbangan 1 1650 – 1678 M ).
Setelah
Dalem Singadipati II ( Prabu Sangga Adipati II ) putra Rd. Singadipati
I, Keprabuan Sudalarang dilanjutkan oleh Dalem Cakrajaya.
Sampai sekarang penyusun belum menemukan Buku Standar Silsilah Rundayan dari Prabu Wastu Dewa ( Sudalarang ).
Menurut
Rd. Sobarnas, salah seorang cucu Dalem Singadipati II yang bernama
Nyimas Ayu menikah dengan Pangeran Sacakusumah putra Mas Jolang atau
Pangeran Seda ing Krapyak ( Sultan Mataram 1601 – 1613 M ). (Rd.
Sobarnas : 26 ).
Ada
kemungkinan Rd. Wirantadijaya ( Lurah Desa Cinta Kec. Nangkapait Kab.
Garut ), ayah Rd. Muh. Sanusi Harjadinata, Gubernur Jawa Barat tahun
1952 – 1857 adalah keturunan dari Ragadiyem.
H. PRABU HANDE LIMANSENJAYA
Sajarah Limbangan meriwayatkan, bahwa beliau adalah saudara kembar
dari Prabu Wastu Dewa. Beliau adalah sebagai penguasa di Keprabuan
Galeuh Pakuan. Keraton Galeuh Pakuan berada di daerah Pasirhuut
berdekatan dengan Sungai Cipancar yang bemuara ke Sungai Cimanuk.
Sesepuh Pondok Pesantren Wates Bapak KH Rd. Aten Muhyiddin
telah menceritakan kepada penyusun, bahwa ayah beliau ( KH Rd. U.
Muhyiddn ) dan leluhurnya pernah mengunjungi daerah bekas Kerajaan
Galeuh Pakuan tersebut.
Kang Aan Merdeka Permana dalam Majalah Ujung Galuh menjelaskan, bahwa
Pasirhuut adalah “ lembur nu pinuh ku lalangse “ ( Kampung yang penuh
dengan kabut misteri ), sebab ada dugaan bahwa di bawah tanah daerah
Pasirhuut tersimpan kekayaan peninggalan keraton Galeuh Pakuan.
Menurut
berita catatan tradisional, bahwa Mahkota Binokasih Sanghiyang Pake (
Mahkota Raja yang dibuat Bunisora dan dipakai oleh Raja-raja Galuh /
Sunda dan Pajajaran, mulai dari Prabu Wastukancana ( 1371-1475) sampai
Prabu Ragamulya / Suryakancana/ Prabu Siliwangi terakhir (1567- 1579 M
), yang seharusnya dibawa ke Prabu Geusan Ulun di Sumedang larang atas
perintah Prabu Siliwang, oleh Jayaperkosa disembunyikan di salah satu
gua tidak jauh dari keraton Galeuh Pakuan di daerah Pasirhuut
Limbangan.
Tetapi
versi lain menyebutkan, bahwa berdasarkan ucapan Prabu Wijayakusumah (
Sunan Cipancar Limbangan ), mahkuta Binokasih disembunyikannya agak jauh
dari Pasirhuut, yaitu di sebelah Barat makam Prabu Wijayakusumah atau
Sunan Cipancar di Limbangan ( Pasir Astana Desa Pasirwaru Limbangan –
Peny. ) ( Ujung Galuh 7 : 9 ). Wallohu’alam.
Menurut
Kang Deddy Effendie ( Wakil Ketua Masyarakat Pariwisata Kab. Garut )
yang diceritakan kepada penulis beberapa waktu yang lalu, bahwa di
daerah Pasirhuut bekas Keraton Galeuh Pakuan - Limbangan banyak
kekayaan Galih Pakuan yang masih ada sampai dengan sekarang, dan
disimpan oleh masyarakat yang mencintai sejarah kuno.
Prabu
Hande Limansenjaya, kemungkinan karena sudah sepuh atau tidak mau
berselisih dengan putranya sendiri ( yang sudah memeluk agama Islam ),
akhirnya beliau meninggalkan keraton Galeuh Pakuan di Pasirhuut dan
kemudian menuju ke daerah Wanaraja.
Beliau
beserta pengikutnya membuka hutan di daerah Wanaraja dan dijadikannya
pemukiman, yang disebut Panyeredan ( berdekatan dengan kampung Tajur
Kidul dan termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Sucinaraja Kab. Garut –
Pen. ).
Benda Cagar Budaya sebagai peninggalan Prabu Hande Limansenjaya, diantaranya batu bekas bertapa dan tanda kebesarannya seperti lingga dan alas duduk
, masih ada di Pasir Sanghiyang di kaki bukit gunung Galunggung antara
Kampung Tajur dan Cigadog (sekarang termasuk wilayah Kecamatan
Sucinaraja Kab. Garut ).
Beberapa
waktu yang lalu, penulis sempat datang ke Kampung Galeuh Pakuan
Limbangan ( tepi Sungai Cipancar ). Penulis diantar oleh Bapak Nukri
untuk melihat Batu Pangcalikan di tepi Sungai Cipancar.
Menurut Bapak Nukri, bahwa Batu Pangcalikan tersebut adalah tempat
beristirahat Prabu Limansejaya setelah bersuci di Sungai Cipancar.
Jarak Batu Pangcalikan tersebut dari Sungai Cipancar kurang lebih 5 m
dan batu pangcalikan ( yang tersusun seperti sebuah kursi ) bersandar
kepada dinding pematang sawah di atasnya.
Bapak
Nukri menceritakan kepada penulis, bahwa beberapa puluh tahun yang lalu
( pada jaman pemerintahan Presiden Suharto ) ada sebuah batu yang
berbentuk gentong dibawa ke Jakarta dan sekarang batu tersebut digunakan
prasasti Gedung PGRI Pusat Jakarta.
Sepeninggal
Prabu Hande Limansenjaya, Keprabuan Galeuh Pakuan diwariskan kepada
putranya, yaitu Adipati Limansenjaya atau Prabu Wikayakusumah yang
setelah wafat terkenal dengan sebutan Sunan Cipancar.
Seuweu swinya akan dijelaskan pada Bagian 2.
I. DALEM EMAS
Dalem
Emas atau Sunan Bunikasih rundayan silsilahnya akan sampai kepada Kyai
Rd. Moh. Ashim ( Parakanmuncang ). ( Lihat Bagian 2 Buku Silsilah
Rundayan Sunan Rumenggong ).
Menurut sesepuh Kp. Serang Cibiuk, Kyai Rd. Moh. Ashim setelah berguru
kepada Kyai Syek Jafar Sidik ( pada abad 18 M ) tidak pulang ke
Parakanmuncang, tetapi terus menetap di Cibiuk dan menikah dengan Nyi
Rd. Ajeng Kabumen putra Kyai Rd. Zakaria.
Menurut
riwayat, bahwa Kyai Rd.Zakaria adalah putra Embah Dangdeur Cikawao (
Embah Nurmadin putra Maulana Abdullah keturunan Maulana Hasanudin
Banten ). Kyai Rd. Zakaria menikah pula dengan Nyi Rd. Nalebah cucu
Dalem Tegaljati Pasir Uncal, yaitu Dalem Wiraha putra Dalem Wirayuda
(Dalem Cipicung ) ( cucu Tmg. Wangsanagara / Sunan Kareseda ).
Dari Nyi Rd. Ajeng Kabumen putra Kyai Rd. Zakaria, Kyai Rd. Moh. Ashim menurunkan beberapa orang putra, diantaranya :
I. NY. RD. ST. KURSIYAH ( Eyang Kunci )
Beliau dahulu tinggal di Cibuntu Cibiuk. Putra-putranya, yaitu :
1. Rd.Muh.Saleh
Ayah Rd.Idik ( Pasir Kulit Cibiuk )
2. Ny. Rd. St. Qoribah
Ny. Rd.
St. Qoribah menikah dengan saudara sepupunya, yaitu Kyai Rd. Nur
Muhammad putra Ny. Rd.Idah/ Rd. Sinureja. Seuweu siwinya akan dijelaskan
di belakang.
II. EYANG DEMAS
Beliau tinggal di Cibiuk. Putra-putranya diantaranya :
1. Rd. H. Abdul Manan
Ayah dari Rd. H.Ino, Rd.H. Amin dll
2. Kyai Ahmad Majalli ( Majalaya )
III. NY. RD.IDAH
Ny. Rd.
Idah adalah menantu Rd. Sinureja ( keturunan Dalem Wirabangsa Cikelepu
Limbangan ). Dari Rd.Wargadireja putra Rd. Sinureja, Ny. Rd. Idah
melahirkan 2 orang putra, yaitu :
1. Kyai Rd. Nur Muhammad
2. Rd. Ali Hanafiah.
Seuweu siwinya akan dijelaskan di belakang.
IV. RD. MOH. YUSUF
Rd. Moh. Yusuf putra Kyai Rd. Moh. Ashim mempunyai tiga putra, yaitu :
a. Kyai Rd. Muh. Bunyamin.
Rd. Muh.
Bunyamin menikah dengan putra sulung Kyai Rd. Nur Muhammad, yaitu Nyi
Rd.Murtijiyah dan melahirkan seorang putra, yaitu :
· Kyai Rd. Romli ( Mama Ciloa Limbangan ).
Rd. Moh. Romli dari Ny. Rd. St. Fatimah, dikarunai 8 orang putra, diantaranya :
1. Rd. Ahmad Kosasih
Putranya adalah :
1). Rd. Cecep Yusuf
2). Rd. Aceng Romli
2. Rd. Zenal Muttaqin
Mempunyai 7 orang putra, diantaranya :
(1). Rd. Ahmad Nahrowi
(2). Rd. Hasanudin
(3). Rd. Husenudin
3. Rd. Abed Zenal Abidin
Mempunyai 7 orang putra, diantaranya :
1). Rd. Muhyiddin
Menurut KH Rd. Ibrahim Iskandar ( PP Burujul Limbangan ),
Rd.Muhyiddin adalah penyusun buku “ Wawacan Nur Muhammad Cikekepu “ dan
sekarang aktif di DKM Mesjid Agung Bandung.
2). Rd. Ombi Romli
4. Ny. Rd. Baitul Fatmawati
Beliau dikaruniai 2 orang putra, yaitu :
1). Aceng Holil Aonillah
Beliau adalah sesepuh PP Ciloa Limbangan. Salah seorang menantunya ( KH
Rd. Agus Soleh ) sekarang memimpin PP Ciloa Limbangan.
2). Ny. Rd. Ai Toto St.Rohmah
Isteri KH Rd. E. Muhyiddin putra KH Rd. Tajudin ( PP Pulosari LImbangan ).
5. Rd.Ashim
Rd. Muh. Ashim terkenal pula dengan sebutan Kyai Ene. Beliau adalah
menantu KH Rd.Moh. Sayuti ( Mama Cibunar ), dan dikarunai 3 orang
putra, yaitu :
1). KH Rd. Ibrahim Iskandar ( Cep Ii )
Sekarang
( 2009 ) beliau sebagai sesepuh PP Burujul Limbangan. Salah seorang
putranya ( Ny. Rd.Eva Syarifah ) menjadi isteri dari Ceng Mustopa
putra KH Amin Suhrowardi ( PP Assyatibiyah Tanjungpura hilir Kr.Pawitan
– Bani Nuryayi ).
2). KH Rd. Toto ( CepToto )
Sesepuh PP Sukamantri Sukabumi.
3). KH Rd.Didi ( Soreang Bandung )
b. Kyai Rd. Munaji
( ayah Rd.H. Ali Limbangan )
c. Nyimas Halimah
Nyimas Halimah adalah isteri KH Rd. Abdul Fatah putra KH Rd. Aonillah (
Mama Serang Cibiuk ). Seuweu siwinya akan djelaskan di bawah.
V. KYAI RD.MOH. AONILLAH ( Mama Serang Cibiuk ).
Kyai Rd. Aonllah menikah dengan Ny. Rd. Syarifah Aisyah putra Syekh
Maulana Sayyid Daud ( Empang Bogor ) dan ( ? ). Dari keduanya, Kyai
Rd. Aonillah dikaruniai 4 orang putra, yaitu :
V1. KH. Rd. Abdul Fatah ( wafat 1878 M )
KH Rd. Abdul Fatah ( Pesantren Cibalandong ) dari Nyi Rd.St.Halimah putra KH Rd. Moh. Yusuf mempunyai, 6 putra, yaitu :
1. Ny. Rd.Mas Enok ( wafat di Mekah )
2. Ny. Rd. Ubik
3. Nyi Rd. Enot
Nyi Rd.
Enot mempunyai seorang putra, yaitu KH.Rd. Jakaria. KH Rd.Jakaria
menjadi sesepuh pesantren Situ Batu ( Cipareuan Cibiuk ).
Akhirnya
KH Rd.Jakaria menjadi menantu KH Abdullah ( yang membedah Desa
Cipareuan, yang sakarang termasuk Kec. Cibiuk ). Dari Ny.Siti Julaeha
putra KH Abdullah, KH Rd.Jakaria dikaruniai 8 orang putra,dintaranya :
1 ). Rd. Masduki
2 ). Rd.Asep Jaenal Mutakin
3 ). Rd. Aceng Badrudin
4 ). Rd. Aceng Mamad
( sesepuh pesantren Situbatu Cipareuan Cibiuk )
4. KH. Rd. Achmad Mahalli
Berdasarkan
riwayat yang diuraikan KH Rd. Muh. Mahali putra KH. Achmad Mahali,
dalam “Sajarah/Riwayat ringkesna pasantren Sumur “ susunan beliau
tanggal 1 Muharam 1381 H ( 14 Juni 1961 M ), bahwa KH Rd. Acmad Mahali
putra KH Rd. Abdul Fatah dilahirkan pada tahun 1866 M, di Pesantren
Cibalandong Desa Cibiuk Kec. Balubur Limbangan Kab. Bandung.
KH Rd.
Achmad Mahali, pada tahun 1875 M pertama kali belajar agama di
pesantren Serang Cibiuk, pimpinan kakek beliau sendiri ( KH Rd.
Aonillah ). Dan kemudian dillanjutkan ke beberapa pesantren lainnya
sampai dengan tahun 1902 M ( usia 36 tahun – pen.).
Pada tahun 1903 M, KH Rd. Achmad Mahali menikah dengan Ny. Rd.Onoh
Rohanah ( ibunya, Ny.Rd. Dewi Nursih putra Kyai Rd. Moh. Jamhari/ Eyang
Cimalaka, ayahnya adalah KH Moh. Aslah cicit Embah Nuryayi Suci
Garut ).
KH Rd. Achmad Mahali bersama istri, tinggal bersama mertuanya di
PP Sindangkasih Cisaradan Karangpawitan Garut ) selama hampir 7 tahun (
1903 – 1911 M ).
KH Rd.
Achmad Mahalli pada tahun 1911 M mendirikan Pondok Pesantren Sumursari (
Sukasono Sukawening ) di atas tanah wakaf dari Rd.H. Yusuf putra Kyai
Rd. Ali Hasan Munaram ( keturunan Cinunuk/Limbangan/ Bani Nuryayi ).
Dari Ny. Rd.Hj. Ono Rohanah, KH. Rd. Ahmad Mahali dikaruniai 8 orang putra diantaranya :
1 ). KH Rd. Muh. Mahali
KHRd.Muh.Mahali dilahirkan di Sumursari pada tanggal 17 Agustus 1911 M.
Dan
setelah KH Rd.Achmad Mahalli wafat ( 20 Muharam 1367H/ 1947 ),
sebagai sesepuh Pondok Pesantren Sumursari dilanjutkan oleh putranya (
KH Rd. Muhammad Mahalli ).
KH Rd. Muh.Mahali menikah dengan Ny. Rd. St.Jubaedah putra KH Rd. Sarbini dikarunia seorang putra, yaitu KH Rd.Dadang. Abd. Rajak
Setelah KH Rd. Muh.Mahali wafat, KH Rd.Dadang Abd. Rajak yang meneruskannya sebagar sesepuh PP Sumursari.
Dan sekarang pesantren ini dikelola oleh Yayasan Pondok Pesantren Annajat dibawah pimpinan Rd. Ali Saad Aliyudin
putra sulung KH Rd. Dadang Abd.Rajak. Lembaga-lembaga pendidikan di
lingkungan Yayasan adalah Pondok Pesantren, MD, RA, MI,MTs dan MA.
2 ). KH Rd. Didi Mahmudi
KH Rd. Didi Mahmudi, karena menikah dengan Nyimas St. Fatimah
putra dari KH Umar Basri ( cicit KH Muh. Arif putra kedua Sembah
Nuryayi Suci – Pen. ), beliau bertempat tinggal dan menetap di Fauzan
tonggoh, dan menjadi sesepuh Pondok Pesantren Fauzan Tonggoh Kec.
Sukaresmi. Setelah KH Rd. Didi Mahmudi wafat, seterusnya PP Fauzan
Tonggoh diasuh oleh Nyimas St. Fatimah dan putra-putranya.
Pada
bulan Oktober 2008, penyusun datang ke Fauzan Tonggoh dan
bersilaturami kepada Nyimas St. Fatimah. Dari KH Rd. Didi Mahmudi,
Nyimas St. Fatimah melahirkan 8 orang putra., diantaranya :
( 1 ). Rd. Ahmad
( 2 ). Rd.Mu’man
( 3 ). Rd. H.Jajam Jamhari
Setelah
Ny. Rd. Onoh Rohanah wafat, KH Acmad Mahali menikah lagi dengan saudara
sepupunya Ny. Hj. Rd. St. Rokayah putra KH Rd. Abdurahman, dan
dikarunia putra, diantaranya :
1 ). Rd. Moh.Zakaria
2 ). Rd. Moh. Sobari
3 ). Rd. Moh. Yahya
5. KH. Rd. Jalaludin Sayuti
KH Rd. Jalaludin Sayuti menikah dengan Ny. Rd.oneng putra Rd.
.Moh. Anwar,dan dikaruna 9 orang putra, diantaranya :
1 ). Kyai Rd. Masduki
2 ). Rd. Mas Toha ( Canjur)
3 ). KH Rd.Junaedi ( Cibuyut Lewo )
4 ). Rd. Abdullah ( Cianjur )
6. KH Rd. Gojali
KH Rd. Gojali menikah dengan Ny. Rd. Nafisah dan dikaruniai 5 orang putra, dantaranya :
· Rd. Muh. Husen
V2. KH Rd. Abdurahman ( Pak Onggoh/ Mama Kulon )
KH Rd.
Abdurahman, menjadi sesepuh di Pesantren Cikelepu Kulon, oleh karenanya
terkenal dengan sebutan Mama Kulon. KH Rd. Abdurahman beristrikan Nyi
Rd. Siti Mir’at ( terkenal dengan sebutan Nyai Menak/Nyai Kulon) putra
bungsu Kyai Rd. Nur Muhammad ( Cikelepu Limbangan ).
Dari 13 orang putra KH Rd. Abdurahman, 4 diantaranya adalah :
1. Kyai seperti KH Rd. Moh.Sobar ( Pasantren Cibiuk Tengah )
2. Rd.H .Muh. Bakri ( wafat di Mekah )
3. Ny.Rd. St.Rafi’ah
Isteri KH Rd. Sarbini putra KH. Rd. Zarkasih Hasan Maolani (Mama Wetan ).
4. KH Rd. Ahmad Masduki
Suami Ny. Rd. Euis Umu Kulsum putra KH. Rd. Zarkasih Hasan Maolani
(Mama Wetan ). Dari Ny. Rd.Euis Umu Kulsum , KH Rd.Ahmad Masduki
dikaruniai 8 orang putra, diantaranya :
1 ). Rd. Umar Hasanudin
2 ). Ny.Hj. Rd.St. Syarifah Syu’batul Alam
3 ). Rd. Abdurrahman Masduki dll
5. KH Rd. Muh. Mubarak
Suami Ny. Rd. St. Hulaedah putra KH. Rd. Mahfudz ( Mama Wates ). Dari
Ny. Rd. St.Hulaedah putra KH Rd. Mahfudz, KH Rd. Mu. Mubarak,
dikaruniai 10 orang putra, diantaranya , yaitu :
1 ). H. Rd. Tete Ruhiyat
2 ). KH Rd. Atung Aonillah
3 ). Rd. Endin Abdul Kodir dll.
6. KH Rd. Ahmad Qusyaeri
Menikah dengan Ny.Rd. St.Aidah putra KH.Muh.Amin ( Mama Panguyangan Cihanyir ). Putra-putranya antara lain :
1 ). Rd.Cecep
2 ). Rd.Nandang
7. KH Rd. Muh. Thoha (Selaawi ).
8. Ny. Rd. Siti Rahmah
Menikah dengan saudara sepupunya KH Rd. A.Rosyad Ghazali putra Rd. Moh. Syarif ( Lihat di bawah ).
V3. KH Rd. Moh.Abdul Rojak
Mempunyai 3 orang putra, yatu :
1. Rd.Mansur
2. Rd.Cecep (Cjeler )
3. Rd.Kodir.
V4.KH Rd. Moh. Syarif
KH Rd. Moh. Syarif adalah saudara seayah lain ibu dengan KH Rd.
Moh. Abdul Rojak. Beliau menjadi sesepuh PP Serang Cibiuk dan
menurunkan 6 orang putra, dua diantaranya adalah
1. KH. Rd. A. Rosyad Ghazali ( Mas Amuni )
KH Rd. A. Rosyad Ghazali yang menikah dengan saudara sepupunya (Nyi
Rd. St. Rahmah putra KH Rd. Abdurahman ) berputra 4 orang, dua
diantaranya yatu :
1 ). KH Rd. Totoh Abdul Fatah Ghazali
Sosok
KH Rd. Totoh Abdul Fatah Ghazali tidak asing bagi masyarakat Bandung
khususnya, umumnya masyarakat umat Islam di tatar Sunda. Beliau adalah
salah seorang mubaligh terkenal dari kota Bandung teureuh Cibiuk/
Limbangan.
2 ). KH Rd. Bobon Anwar Ghazali dll
2. KH Rd. Abdul Gani ( Mas Gani ).
KH Rd. Abdul Ghani ( Mas Gani ) menikah dengan Nyi Rd. Siti Janah
putra Rd. Abdul Hanan ( Kaum Wanaraja ). Mertua isteri KH Rd. Abdul
Gani (Ny. Rd.Diyut Marliyah ) adalah putra Kyai Rd.Moh.Jamhari ( Eyang
Cimalaka). ( Lihat Bagian 5 )
Dari Nyi Rd.Siti Janah, KRd. Abdul Gani mempunyai 7 orang putra, diantaranya adalah :
1 ). Rd. H. Basah
2 ). Rd. Ahmad dll
Rd. H. Basah dan saudaranya meneruskan dalam pengelolaan Pondok Pesantren Serang Cibiuk.
Penyusun
mengenal Rd. Ahmad putra KH Rd.Abdul Gani, ketika penyusun masih
sekolah di SMAN Garut ( antara 1964 – 1967 ). Rd. Ahmad dahulu juga
sering bersilaturahmi kepada ayah penulis ( KH Rd. Ma’mun Abdul Gani ),
karena kebetulan kakak beliau ( Ny Rd. Nunung yang saat itu sebagai
guru SMP Negeri di Garut ) adalah tetangga dekat kami di belakang Kaum
Wanaraja.
Ketika
dalam perjalanan “ nyukcruk lembur mapay padesan “, beberapa bulan
yang lalu, penyusun sempat bersilaturahmi dengan Rd. H. Basah dan Rd.
Ahmad beliau di Serang Cibiuk. Dari beliau penyusun mendapat selintas
riwayat atau sejarah dari Kyai Rd. Jafar Sidik ( Eyang Embah Wali
Cibiuk ), Kyai Rd. Ashim, Kyai Rd. Aonillah dan sesepuh tempo dulu
Limbangan termasuk Kyai Rd.Moh. Jamhari ( Eyang Cimalaka Wanaraja )
cucu Kyai Rd. Salinggih.
Seuweu siwi Kyai Rd. Aonillah ( Mama Serang ) dapat dilihat dalam Buku Rundayan Silsilah Bagian 8.
J. PRABU BRAJADILEWA
Berdasarkan naskah dari Malangbong, bahwa Prabu Brajadilewa adalah
saudaranya Prabu Hande Limansenjaya ( Galeuh Pakuan Limbangan ). Prabu
Brajadilewa atau Sunan Brajasakti makamnya ada di daerah Cimuncang
Kec. Malangbong.
Pabu Brajadilewa atau Sunan Brajasakti mempunyai putra Syekh Wali
Janullah atau Sunan Sakti Barang ( makamnya di Lebakwangi Cimuncang
Malangbong ). Beliau dikaruniai 2 orang putra,yaitu :
a. Ny.Rd. Aminah
Dari suaminya ( ? ), Nyi Rd. Aminah menurunkan seorang putra, yang benama : Kyai Rd. Muqri.
Keturunan Kyai Rd.Muqri adalah Ny. Rd. St. Aisyah yang nantinya
menjadi menantu Syekh Komarudin ( asal Mataram ).
Ny. Rd. St. Aisyah dengan Kyai Rd. Muh. Syarif putra Syekh Komarudin melahirkan 3 orang putra, yatu :
1. Kyai Rd. Muh. Sarbini
Mempunyai 2 putra, yatu :
1 ). Kyai Rd. Moh. Ismail
2 ). Kyai Rd.Moh.Imam
2. Kyai Rd. Muh.Nawari
Beliau adalah istri Ny. Rd. Murgani putra Rd. Muh. Soleh (Panghulu Malangbong . Salah satu keturunannya adalah :
· KH Rd. Kadar Solihat
Beliau adalah sesepuh di daerah di Cimuncang Kutanagara Malangbong dan beliau adalah mantan anggota DPRD Kab. Garut
3. Kyai Rd. Muh. Syafe’i
Beliau adalah istri Ny. Rd. Muqoronah putra Rd. Muh. Soleh (Panghulu Malangbong ). Salah satu keturunannya adalah :
· KH Rd. Muchlas
Beliau adalah sesepuh di Cirangkong ( Citeras Malangbong ). Sekarang
beliau sebagai Kepala MTs. Al Hidayah Kp. Citeras Kec. Malangbong dan
Ketua Majelis Ulama Kec.Malangbong. Beliau adalah sahabat penulis, sejak
tahun 1966.
Lihat uraianya di belakang ( Rd.Surayuda ).
b. Ny. Rd.Ayu Mangkubumi
Menurut Sajarah Silsilah Asal Usul Limbangan, bahwa Ny. Rd.Ayu
Mangkubumi putra Sunan Sakti Barang adalah istri Dalem Wirabangsa putra
Dalem Tumenggung Jiwamerta ( Sunan Demang – Limbangan )